![]() |
Ketua PBNU, HM. Sulthon Fatoni dengan Mr. Fan, takmir masjid Xiaotaoyuan |
Masjid
ini ada di tengah kota Shanghai, Cina. Cukup mudah untuk menemukannya. Dibangun
pada tahun 1919 oleh para jama'ah yang nama-nama donaturnya diabadikan dalam
sebuah prasasti yang terukir indah di dinding masjid.
Berada
di pusat kota, masjid Xiaotaoyuan dilengkapi dengan taman cukup luas dengan
pepohonan dan bunga yang rindang. Mula-mula terdapat pintu gerbang yang
dilengkapi pagar cukup tinggi. Kemudian terdapat taman yang dibelah jalan
khusus pejalan kaki. Kira-kira seratus meter sampailah di pintu pertama
bangunan yang difungsikan sebagai toko souvenir dan kantor. Bangunan pertama
ini harus dilewati untuk menuju masjid. Hanya keduanya dipisah halaman
sepanjang dua puluh meter.
Saya
sempat ngobrol dengan Mr. Fan, salah seorang ta'mir masjid Xiaotaoyuan perihal
aktifitas muslim di Shanghai. Tak banyak memang populasi muslim Shanghai
dibanding Beijing misalnya, yang populasi muslimnya mencapai 2 juta orang. Mr.
Fan pun menunjukkan sudut-sudut masjid yang cukup bersih dan asri.
Masjid
ini ternyata mirip dengan masjid di kampung-kampung Indonesia yang dilengkapi
mimbar, tongkat _"ansitu"_ untuk khutbah Jum'at dan sholat Ied, cuma
tidak ada kentongan dan bedug.
Oleh : HM.
Sulthon Fatoni
Ketua
PBNU