NU BOGOR TIMUR - Oleh : Vinanda Febriani
"Ndeso". Saya sangat heran, kenapa bisa
kata guyonan tersebut diklaim sebagai kata yang penuh kebencian. Padahal jika
dilihat dari sisi humornya, perkataan itu seringkali digunakan sebagai bahan
candaan anak-anak kecil. Dimana letak kebenciannya?. Dulu saya sangat sering
mendengar dan saling melempar kepada teman-teman sekelas saya perkataan
"Ndeso" sebagai ejekan yang halus dan bahkan anak kelas saya dulu
ketika SD saling berebut gelar "Ndeso". Karna usut punya usut, kata
"Ndeso" ini sendiri memiliki makna "Nduwe Sopan (read. Punya
Sopan)". Jadi jangan heran kalau ada yang mengatakan anda
"Ndeso". Berarti anda punya sopan. Kecuali kalau anda dikatai
"Kamseupay" nah, itu anda boleh saja marah. Tapi jangan lapor polisi,
nanti anda diketawain sama petugas karna tidak rasional.
"Ndeso" Kenapa dipermasalahkan?.
Harusnya anda bangga ada orang yang mengatakan bahwasanya anda
"Ndeso" bukan "Kamseupay". Banggalah karna di
"Ndeso" itu orang-orangnya ramah (bukan marah), beradab (bukan
Biadab), sopan dan tentunya bermartabat. Di "Ndeso" pun suasana
kemasyarakatannya, suasana persatuan dan gotong-royongnya masih sangat kuat dan
lekat di kehidupan masyarakat. Dengan udara yang sejuk, pemandangan alam yang
romantis, harusnya membuat kita semakin bangga dikata "Ndeso". Bukan
malah marah, lalu lapor ke Polisi. Sangat tidak Rasional. Seperti anak kecil
yang suka ngejek, namun ketika sekali dibalas dengan ejekan langsung tidak
terima dan lapor kepada orangtuanya. Ya, kemungkinan yang lapor masalah
"Ndeso" itu orang yang masih berjiwa kekanak-kanakan.
Saya rasa, apa yang dikatakan oleh Kaesang itu ada
benarnya juga loh. Coba difikirkan kembali dengan logika, nalar dan akal sehat.
Kalau anda menilainya dengan kebencian ya, sampai kapanpun tidak akan masuk ke
otak dan hati anda. Seperti sebuah saringan minum, anda hendak menyaring
minuman yang bersih namun saringannya kotor tanpa mau anda cuci terlebih
dahulu, ya pasti nantinya air yang anda saring juga ikut kotor.
Melihat fenomena saat ini, apa yang dikatakan
Kaesang itu saya tidak mau menyalahkan dan membenarkan. Namun jika kita sadar,
dia telah berkata berdasarkan fakta dan apa yang terjadi saat ini. Anak-anak
kecil yang masih suci, lugu, polos, belum baligh (dewasa) dan belum faham
segala sesuatunya tiba-tiba diberi arahan tebaran kebencian, apakah itu
pantas?. Sebagai pendidik, seharusnya kita mengajarkan anak-anak dibawah umur dengan
ujaran cinta dan kasih sayang. Bukan dengan provokasi akan ujaran kebencian.
Bagaimana anda mau dikata sebagai seorang pendidik yang baik, bermutu dan
berkwalitas apabila yang anda ajarkan kepada seorang yang anda didik hanya
menimbulkan suatu mudhorot, semisal ujaran kebencian pada seseorang. Lalu anda
bangga dengan mengajarkan hal-hal tersebut kepada anak-anak?. Disini saya hanya
ingin bertanya, apakah anda masih "Waras"?.
Ayolah berfikir secara rasional. Tidak usah lagi
mengandalkan pemikiran-pemikiran negatif. Berfikirlah positif, kalau tidak bisa
berfikir positif alangkah baiknya anda diam dan menyaksikan apa yang sebenarnya
sedang terjadi, lalu setelah itu anda baru boleh berkomentar. Tentunya dengan
komentar yang positif dan membangun, bukan dengan komentar hinaan, cacian,
makian, bahkan fitnahan. Karna semua itu tidak ada artinya sama sekali di
hadapan Tuhan Yang Maha Menciptakan.
Tuhan saja Maha Pemberi Maaf dan Kasih Sayang
kepada Ciptaannya, kok kita yang hanya manusia biasa tidak mau saling memaafkan
dan menebar rasa Kasih sayang dan Cinta kepada sesama makhluk Tuhan Yang Maha
Pencipta.
Saya harap, anda yang membaca tulisan saya yang
masih amburadul ini sadar. Bahwa kata "Ndeso" ini sangat indah dan
menakjubkan. Bukan bahan untuk diperdebatkan dan dipermasalahkan. Sebab, jika
orang-orang kota sedang liburan, kemana lagi tujuan refreshing yang menyejukkan
kalau bukan di "Ndeso". Dan satu lagi, mengenai Kaesang. Tidak ada
yang perlu dipermasalahkan dan diperdebatkan karna Statment Kaesang yang terlalu
jujur dan sesuai fakta yang ada. Harusnya anda yang tersinggung akan lebih
berfikir secara mendalam, apa sih yang selama ini anda lakukan terhadap Bangsa
Indonesia?. Mengapa banyak anak Indonesia yang punya "Akal sehat"
menampar keras apa yang anda lakukan. Mari mulai muhasabah diri, apa yang telah
kita lakukan terhadap generasi penerus Bangsa Indonesia. Jangan kotori
pemikiran para generasi penerus dengan logika busuk dan pemikiran yang
mengutamakan keegoisan dan kebencian. Karna itu tak akan pernah bisa membantu
meraih cita dan masadepan mereka.
Dan memang saya akui, apa yang dikatakan oleh
Kaesang itu benar. "Aku Pancen Ndeso". Aku bangga dan takjub dengan
"Ndesoku" dan "Ndesoku" tidak seperti apa yang Kaesang
katakan, karna "Ndesoku" ramah tamah nyaman aman dan toleran serta
menjaga kerukunan lintas kepercayaan, mendidik generasi dengan didikan terbaik,
bukan terbalik. Karna semua kenyamanan yang indah itu bermula dari
"Ndeso". Terimakasih Kaesang, kau telah mengingatkanku tentang indahnya
menjadi orang "Ndeso". Saya berharap tidak ada yang tersinggung ya,
dengan statment saya ini. Semoga kalaupun ada yang tersinggung, tidak lapor
Polisi karna ketersinggungannya sebab saya mendukung "Ndeso". Ingat
!! Berfikirlah secara Rasional dan mengedepankan Akal sehat. Save "Ndeso", save Kaesang, Save NKRI.
NKRI Harga Mati. Salam Waras.***